Saturday, June 19, 2010

FRIENDSHIP AMONG NATIONS (FAN)


FRIENDSHIP AMONG NATIONS (FAN)

Pertama didirikan pada tahun 1985 oleh Dave Broos di kota Bandung untuk mengakomodasikan hobi bersahabat pena yang sangat populer saat itu. Di mana klub ini dimulai olehnya dengan beberapa teman sahabat pena di Indonesia dan Belanda hingga lalu berkembang menjadi sebuah klub sahpen dengan ribuan anggota dan berasal dari ratusan negara yang ada di dunia.
Salah satu misi dari Friendship Among Nations (FAN), saat itu adalah bukan saja menjadikan klub sah-pen ini sebagai ajang persahabatan atau ada pula yang menjadikannya sebagai tempat mencari jodoh, tetapi juga sebagai media perdamaian antar bangsa, negara, agama, jenjang sosial maupun pendidikan. FAN berupaya menjembatani perbedaan yang ada dengan saling menghargai dan mencintai perbedaan sebagai sebuah maha karya dari Sang Pencipta. Bisa dibayangkan bila seisi bumi semua orang nampak seragam baik cara pandangnya, penampilannya, berbicaranya dan seterusnya…betapa membosankannya dunia ini.
Setelah hampir satu dasawarsa FAN mati suri akibat kesibukan pendiri maupun para aktivis/relawan masing-masing. Kini FAN kembali dengan wajah baru untuk menyuarakan kembali misi persahabatan dan perdamaian antar bangsa. Pada tahun 2010 ini, kami telah mengadakan pertemuan kembali bersama di Food Court Pelangi di Jl. Lengkong Kecil, Bandung. Pertemuan yang non formil dihadiri oleh para “gegedug” FAN; Dave Broos, Vicktor Widjaya dan Dewi Sulistiani (sedang Jujun dan Yanti S berhalangan hadir sebab ada pelatihan/tugas dari instansi masing-masing). Sedang rekan-rekan yang lain masih kami cari kembali. Kami harus mengucapkan terimakasih pada Facebook, yang mempertemukan kami kembali setelah lama sekali tak bersua. Ada sedikit pergeseran dari dunia “pena” ke dunia “maya”.
Kami membicarakan kembali apa yang dapat kami lakukan secara korporat untuk membawa misi persahabatan, perdamaian dan menjadi berkah bagi setiap kota yang kami tinggali dengan membuka layanan sosial, pendidikan, usaha mikro, gerakan Go Green, gerakan anti narkoba, alkohol & tembakau, gerakan Pro Life, against trafficking, dll.
Kami pun tengah membicarakan pengembangan FAN dengan membuat situs jejaring sosial dan majalah atau buletin, baik secara fisik maupun e-book.
Pada perkembangannya ke masa yang akan datang apakah yang akan terjadi, kami belum tahu. Kami mau mengalir di bawah pimpinan Sang Pencipta untuk tidak menyia-nyiakan hidup kami selama hayat masih ada dalam tubuh kami untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik melalui perdamaian, persahabatan dan melakukan “the good fight” menegakkan kebaikan dan keadilan di tengah masyarakat yang terkontaminasi dengan keserakahan dan keegoisan.
Hal yang pasti adalah kami mau pertama-tama hidup dalam perdamaian dan saling mengasihi dan menerima satu sama lain walaupun kami berbeda. Memandang perbedaan sebagai sesuatu yang indah dan maha karya Sang Pencipta.




KESEDIHANKU MELIHAT BANGSAKU
Kesedihan melihat bangsa ini diporakporandakan oleh segelintir orang yang mementingkan dirinya atau kelompoknya saja hingga bangsa yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah kini menjadi bangsa yang pemarah. Ketika agama satu mulai beradu dengan agama yang lain, ketika suku yang satu mulai memerangi suku yang lain, ketika kebencian terhadap etnis atau bangsa tertentu muncul, ketika orang miskin hidup bertambah susah, anak-anak kurang gizi, anak-anak putus sekolah atau kuliah, meningkatnya pengangguran, perusakan lingkungan (alam) secara besar-besaran, pembodohan masyarakat bawah terjadi…..mau kemana bangsa ini?? Dimanakah para pejuang keadilan? Dimanakah orang yang tulus ingin membangun bangsa ini? Apakah semua hanya memikirkan keuntungan diri sendiri dan keluarganya, sudah sekorup itukah bangsa ini?
Saya percaya masih ada orang-orang yang memiliki integritas dalam bangsa ini untuk kembali membangun bangsa ini menuju Indonesia yang damai dan sejahtera. Dan itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan keluarga kita.

No comments: