Saturday, October 4, 2008

PANTI ASUHAN MEKAR LESTARI


PANTI ASUHAN ‘MEKAR LESTARI’
(Partisipasi dalam ‘Gerakan Sayang Kehidupan’/’Pro Life Movement’)
 
“Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”
 
“Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”(Rm 14:8), demikian kesaksian atau peringatan Paulus kepada umat di Roma. Apa yang dikatakan Paulus ini hemat saya juga harus menjadi keyakinan dan penghayatan bagi siapapun yang menyadari dan menghayati diri sebagai orang beriman. Kiranya tidak ada orang atau manusia di dunia ini menghendaki keberadaan dirinya, karena masing-masing dari kita diciptakan oleh Allah  kerjasama dengan orangtua/bapak- ibu kita yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh. Persetubuhan atau hubungan seks antar suami-isteri, orangtua kita, laki-laki dan perempuan merupakan perwujudan atau konkretisasi hidup saling mengasihi dan ada kemungkinan berbuah kasih, yaitu anak manusia, antara lain kita semua. Janin atau embriyo yang tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang perempuan atau ibu adalah ‘buah kasih’, maka juga sering disebut ‘yang terkasih’. Bapak-ibu/orangtua kita, suami-isteri menghayati atau melaksankan perintah Allah: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."(Kej 1:28)
 
Masing-masing dari kita adalah ‘yang terkasih’ dan dapat hidup, tumbuh dan berkembang seperti apa adanya saat ini hanya karena dan oleh kasih. “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.”(1Yoh 4:7.16). Hidup saling mengasihi berarti ‘lahir dari Allah dan mengenal Allah’, Allah Pencipta, yang terus menerus berkarya menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan pada semua ciptaanNya, antara lain manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citraNya.
 
Setiap manusia adalah ‘gambar dan citra Allah’, percaya pada dan mengasihi sesama manusia berarti mengasihi Allah, beriman kuat, teguh dan mendalam. Rasanya dalam diri anak kecil/bayi yang baru saja dilahirkan, yang masih suci, kita akan lebih mudah melihat dan mengimani bahwa manusia adalah ‘gambar atau citra Allah’. Dengan kata lain mengasihi Allah antara lain mengasihi bayi yang tumbuh berkembang dalam rahim perempuan/ibu dan yang dilahirkan dalam derita yang dijiwai oleh kasih. Tidak mengasihi bayi atau anak yang baru saja dilahirkan atau sedang tumbuh berkembang dalam rahim berarti tidak mengasihi Allah, mengingkari diri dan hidup berasal dari Allah dan sebagai anugerah Allah. Itulah yang terjadi atau dihayati oleh mereka yang melakukan aborsi maupun yang berpartisipasi untuk melakukan aborsi.
 
“Pada kenyataannya yang terdalam, cintakasih pada hakekatnya ialah anugerah. Cintakasih suami-isteri, sementara mengantar mereka kepada ‘pengertian’ timbal-balik yang menjadikan mereka ‘satu daging’, tidak berakhir pada pasangan sendiri, sebab menjadikan mereka mampu menyambut kurnia yang seagung mungkin: anugerah, yang menjadikan mereka rekan-rekan kerja Allah, untuk menyalurkan kehidupan kepada manusia baru. Begitulah pasangan, sementara saling menyerahkan diri, bukan hanya memberikan diri sendiri, melainkan juga kenyataan anak-anak, yang merupakan cerminan hidup cintakasih mereka, suatu tanda tetap persatuan suami-isteri, dan suatu sintese hidup dan tak terceraikan kenyataan mereka sebagai ayah dan ibu”
(Paus Yohanes Paulus II: Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik, 22 November 1981 no 14)     
 
Aborsi atau pengguguran kandungan berarti melawan Allah dan mengingkari kasih.
 
Jumlah aborsi di Indonesia sungguh mencekam dan memprihatinkan: 2,5 juta per tahun, berarti kurang lebih 7(tujuh) per hari (lihat kutipan dibawah ini). Jumlah ini katanya dua kaliu lipat dari jumlah aborsi yang terjadi di Amerika Serikat, dan kiranya juga melebihi jumlah korban perang maupun kecelakaan-kecelaka an serta bencana alam yang terjadi. Maka tidak mengherankan bahwa kemerosotan moral terjadi hampir di semua bidang, dalam berbagai jenjang usia, aneka jabatan, fungsi dan kedudukan.
 
2,5 juta aborsi haram dilakukan setiap tahun di Indonesia
Monday, 25 February, 2008, 01:53 AM Doha Time

”JAKARTA: Setidaknya 2,5 juta aborsi haram dilakukan setiap tahun di Indonesia, meskipun praktek aborsi dianggap melanggar hukum di negara yang mayoritas Muslim ini, demikian laporan pemerintah kemaren. Angka ini tidak termasuk aborsi tanpa bantuan medis, demikian yang dikutip wartawan Uddin dari seorang profesor di Universitas YARSI di Jakarta, untuk kantor berita Antara. Uddin menyatakan bahwa riset yang dilakukan di fasilitas2 medis menunjukkan bahwa praktek aborsi haram perlu diamati secara serius oleh pihak Pemerintah dan masyarakat. Riset yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa 20 sampai 60% aborsi di Indonesia merupakan aborsi yang sengaja dilakukan dan 50% kasus terjadi di daerah kota, demikian tambahnya.Di daerah kota, 70% kasus aborsi dilakukan diam2 oleh tenaga medis, sedangkan di daerah luar kota, 84% kasus dilakukan dukun beranak, kata Uddin. Kebanyakan para wanita yang melakukan aborsi berusia sekitar 20-29 tahun, katanya. Alasan aborsi antara lain adalah hamil gara2 diperkosa, deteksi cacat genetik pada janin bayi, dan keadaan sosial ekonomi”. (dari: http://www.indonesi a.faithfreedom. org/forum/)
 
Jika orang tega membunuh atau menyingkirkan janin atau bayi yang suci dan sangat lemah tersebut, maka saya yakin bahwa yang bersangkutan setiap kali menghadapi kesulitan atau tantangan dan hambatan alias apa yang tidak sesuai dengan keinginan atau selera pribadi, yang bersangkutan dengan mudah marah-marah, membenci dan memusuhi, bahkan menghabisi. Yang bersangkutan lebih dijiwai atau dihidupi oleh roh jahat/setan daripada roh baik/Roh Kudus, yang membuahkan tindakan atau perilaku antara lain:”percabulan, kecemaran, hawa nafsu,: penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya”(Gal 5:19-21)  
 
Gerakan Sayang Kehidupan/’Pro Life movement’ = partisipasi dalam Penyelenggaraan Ilahi, Allah yang mengasihi.
 
Hidup sebagai anugerah atau kado dari Allah harus kita syukuri dan kasihi. Dengan kata lain kita harus hidup dijiwai oleh roh baik/Roh Kudus yang membuahkan perilaku atau keutamaan-keutamaan “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23) . Karena masing-masing dari kita adalah yang terkasih atau kasih, yang diciptakan, dikandung, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh keutamaan-keutamaan tersebut, maka setiap kali terjadi perjumpaan antar manusia berarti perjumpaan kasih, sehingga otomatis saling mengasihi, apalagi manusia yang masih suci murni seperi bayi yang baru saja dilahirkan atau masih tumbuh berkembang dalam rahim ibu/perempuan.
 
Yayasan Rumpun Lestari yang menaungi atau menjadi pelindung ‘Panti Asuhan Mekar Lestari’ merupakan bagian kecil dari Gerakan Sayang Kehidupan. Sesuai dengan ‘nama’ yang dikenakannya, yaitu ‘lestari’ yang antara lain berarti abadi, maka Yayasan dan Panti Asuhan memiliki visi-misi untuk menjadi ‘rumpun atau rumah hidup (abadi) yang terus mekar atau tumbuh berkembang. Secara phisik kiranya yayasan dan panti asuhan lahir dari kerinduan dan harapan untuk mengabadikan dan menumbuh-kembangkan hidup sebagai anugerah Tuhan, mulai apa adanya dan saat ini telah memiliki gedung dan sarana-prasarana layak berkat atau karena kasih dari mereka yang tergerak untuk berpartisipasi mengabadikan hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan.
 
“Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”(Fil 1:6). Seruan Paulus kepada umat di Filipi ini kiranya layak dikenakan dan dihayati oleh para pengurus, pengelola maupun pemerhati Gerakan Sayang Kehidupan, antara lain Yayasan Rumpun Lestari dan Panti Asuhan Mekar Lestari. Percayalah bahwa Tuhan yang telah memulai karya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini akan membekali atau menganugerahi  apa dibutuhkan oleh anak-anak atau bayi yang diserahkan kepada kita, yayasan atau panti asuhan. Percayalah bahwa di dunia ini, di kota metropolitan Jakarta ini lebih banyak orang baik daripada orang jahat, lebih banyak orang yang dijiwai oleh Roh Kudus daripada setan.
 
Sapaan atau seruan Paulus kepada umat di Filipi tersebut kiranya juga dikenakan bagi siapapun yang mengakui diri sebagai orang beriman. Sadari dan hayati bahwa aneka macam apa yang baik dalam diri kita maupun kita miliki dan kuasai merupakan karya atau anugerah Tuhan. Perkembangan dan pertumbuhan pribadi kita merupakan karya Tuhan, dan Ia akan terus menerus berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini sampai kita mati atau dipanggil Tuhan. Anugerah Tuhan bagi kita, entah hidup, kekayaan, ketrampilan, kecerdasan, ketampanan atau kecantikan, pangkat, kedudukan atau jabatan dst.,dianugerahkan kepada kita agar kita semakin manusia dan mempersembahkan diri kepada Yang Ilahi. “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan  jiwanya. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan” (St.Ignatius Loyola, LR no 23)
 
Marilah pujian, hormat dan pengabdian atau pelayanan kita kepada Tuhan kita wujudkan atau konkretkan dalam pujian, hormat dan pengabdian atau pelayanan pada sesama manusia, lebih-lebih pada anak-anak. "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."(Luk 9:48). Marilah kita sambut anak-anak, antara lain anak atau bayi yang dititipkan, diasuh dan dilayani oleh Panti Asuhan Mekar Lestari, yang kecil ini. Karena anak-anak atau bayi , ‘yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar’, maka selayaknya kita sambut anak-anak dan bayi-bayi sebagaimana kita menyambut orang penting, terkenal atau terbesar dalam hidup bersama di masyarakat, bangsa atau Negara. Kita kasihi mereka dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap tubuh/harta benda/uang alias dengan kasih sepenuhnya. Hidup mengasihi harus berani ‘boros waktu dan tenaga/harta benda/uang’ bagi yang dikasihi. Boroskan waktu dan tenaga atau harta benda/uang bagi anak-anak, dan jangan lupa pada anak-anak yang kurang kasih sayang ataupun perhatian seperti mereka yang miskin dan berkekurangan atau yang tinggal dan dititipkan untuk sementara di panti asuhan, antara lain ‘Panti Asuhan Mekar Lestari’ .  
 
Jakarta , 31 Juli 2008
Ign.Sumarya SJ /Pembina dan Moderator Yayasan Rumpun Lestari
(catatan di atas disampaikan dalam rangka acara “Charity Day”, Sabtu, 2 Juli 2008
 
 
 
 
Catatan:
Data  bayi dan anak yang berada dan pernah diasuh di Panti Asuhan Mekarlestari:
-         80 anak telah berhasil kembali ke orangtua/keluargany a
-         80 anak saat ini masih dalam asuhan Panti Asuhan dengan rincian:
1)      40 anak berusia 3 hari s/d  1 tahun 
2)      20 anak berusia 2 s/d 3 tahun
3)      20 anak berusia 4 s/d 5 tahun
( 10 anak yatim piatu, 20 anak masih dikunjungi oleh ibu kandungnya, 50 anak masih belum terlacak keluarganya)
 
Alamat Panti Asuhan Mekarlestari:
Commercial III Blok B1 no 1-1A
Bumi Serpong Damai, Tangerang 15330
Tilp 021 5315 3088 , Fax 021 5315 3089
 
Partiipasi kasih anda dapat disalurkan melalui:
Biaya operasional: Yayasan Rumpun Lestari
                                BCA Cab Kebayoran Lama
                                Acc 248 300 5008
Biaya pendidikan:  Yayasan Rumpun Lestari  
                                BCA Cab Kebayoran Lama
                                Acc 248 301 5003          

No comments: